SANGHA
Oleh: Ifa Nurofiqoh
A.
PENDAHULUAN
“Agama
Buddha adalah agama Missionari yang pertama dalam sejarah kemanusiaan dengan
suatu pesan keselamatan yang universal bagi semua umat manusia. Sang Budha setelah
mencapai pencerahan/penerangan sempurna, mengutus 61 siswanya ke berbagai arah
yang berlainan dan meminta mereka untuk membabarkan dhamma demi kesejahteraan
dan kebahagiaan umat manusia”.
Dr. K. N. Jatatilleke, “Budhism and
Peace”
Ajaran Buddha setelah Mahaparinibbana Sang
Buddha, dilanjutkan oleh para siswa-siswa utama melalui konsili-konsili yang
menghasilkan kumpulan ajaran Buddha berdasarkan khotbah, aturan dan peristiwa
yang terjadi pada waktu kehidupan Sang Buddha. Penyebaran ajaran Buddha
memberikan banyak kontribusi kemakmuran pada berbagai negara. Raja Asoka yang
terkenal dengan pedangnya dan selalu ingin menguasai negara-negara yang
sebelahnya, namun setelah mendengarkan ajaran Sang Buddha, kemudia menjadi
pengikut Buddha dan berperang bukan dengan senjata tajam melainkan dengan
kebenaran Dhamma.
Sangha berperan sebagai perubah nilai psikologis
pada manusia. Orang yang melihat kehidupan dan perbuatan para Bhikkhu yang
terlatih dalam sila, memberikan kesejukan hati dan rasa damai. Kegembiraan ini
muncul dalam diri manusia yang selalu memberikan penghormatan dan keyakinan
terhadap Sangha. Dimana para bhikkhu-bhikkhuni yang selalu memberikan dampak
yang baik dalam bertindak.
Dalam memahami agama Buddha, tentunya
akan kita temukan perbedaan-perbedaan dengan agama lain. Para penganut agama
Buddha tidak memerlukan upacara-upacara keagamaan seperti pemujaan terhadap
sang dewa, namun agama buddha lebih mengutamakan penganutnya untuk berbuat
(karma) membebaskan diri dari pederitaan (dukkha). Penyebab dari dukkha itu
sendiri adalah keinginan (tanha) dan ketidaktahuan (avijja). Untuk dapat
terbebas dari dukkha tersebut maka sesorang harus bisa melenyapkan/memadamkan
keinginan yang terbelunggu didalam dirinya dengan melaksanakan Salah satu dari
delapan jalan untuk melenyapkan penderitaan yaitu dengan melaksanakan sila (salah
satunya dengan cara menjadi anggota sangha). Untuk dapat menjadi seorang sangha
harus melalui beberapa tahapan-tahapan dan mematuhi dasa sila agama Buddha,
selain itu juga terdapat beberapa tingkat kesucian yang harus dicapai bagi
kelompok buddha sangha.
Memang untuk memahami ajaran tentang
sangha kita perlu mempelajari terlebih dahulu mengenai sejarah awal dan perkembangannya,
sebelum kita masuk kedalam pembahasan yang lebih rinci seperti tingkat
kesucian, kedudukan, serta tahapan-tahapan dalam memasuki kelompok sangha.
Untuk itulah penulis akan memaparkan sedikit pemahamannya mengenai hal
tersebut.
B.
SEJARAH TERBENTUKNYA SANGHA
Pada waktu Sang Budha menyebarkan Dhamma,
semua persoalan dan ketidak jelasan yang timbul baik yang berasal dari
lingkungan biksu maupun upasaka, apabila tidak dapat dipecahkan sendiri maka
ditanyakan kepada Sang Budha. Sesuai dengan sabda Sang Budha sebelum wafat
kepada Bikkhu Ananda untuk berpedoman pada Dhamma-Vinaya, maka dalam
pelaksanaannya tidak mudah karena dalam agama Budha tidak dikenal adanya
lembaga keagamaan yang diberikan wewenang tertinggi yang memutuskan dan
memberikan ketetapan atas suatu masalah. Untuk memastikan Dhamma Vinaya yang
dimaksud dalam suatu permasalahan prosedurnya tidaklah mudah.