Tampilkan postingan dengan label Kompilasi Tipitaka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kompilasi Tipitaka. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Juni 2013

Kitab Suci Tipitaka Dalam Bahasa Indonesia

 
http://reina-megumi.blogspot.com/2011/10/download-gratis-kitab-suci-tripitaka.html
Sumber: http://puspitaati-buddhisme.blogspot.com/search/label/Kompilasi%20Kitab%20Tripitaka

Tipitaka

                                                               KITAB SUCI BUDDHA
                                                 Keyakinan Terhadap Kitab Suci (Tripitaka)
                                                                            Makalah
                            Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah Buddhisme
                                                 Dosen Pembimbing: Dra. Hj. Siti Nadroh
                                                                             Oleh:
                                                       Rini Farida (1111 0321 000 57)

                                               JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
                                           FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
                                             UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
                                                                              2013

A.     PENDAHULUAN

Dalam sebuah buku yang berjudul Wacana Buddha Dharma, Krishna Ananda Wijaya-Mukti mengutip sebuah ungkapan berikut:
  “Buddha Berkata, ‘ Ananda, barangkali ada diantra engkau semua yang berfikir: Berakhirlah kata-kata Guru, kita tidak mempunyai Guru Lagi. Tetapi Ananda, jangan engkau berpendapat begitu. Dharma dan Winaya yang telah aku ajarkan dan aku nyatakan bagimu semua, itulah yang akan menjadi Gurumu, apabila Aku sudah tidak ada lagi” (D. II, 154). Dharma dan Winaya tidak lain dari kitab suci agama Buddha, yang semula disampaikan secara lisan.
Begitu mendengar Buddha meninggal dunia, seorang biku yang bernama Subhadda Tua berkata kepada teman-temannya agar jangan berduka, karena mereka terbebas dari orang yang mengekang, sehingga dapat berbuat sesuka hati. Lalu biku Mahakassapa mengajak para biku untuk membacakan Dharma dan Vinaya sebelum terdesak oleh apa yang bukan Dharma dan Bukan Vinaya (Vin. 11, 284-285.)”
Sebagai pendahuluan, penulis menyampaikan Terimakasih yang mendalam kepada Ibunda Dra. Hj. Siti Nadroh selaku dosen pembimbing saya dalam matakuliah Buddhisme yang telah memberikan saya kesempatan untuk berpartisipasi menyusun makalah yang berjudul “Kitab Suci Agama Buddha Dan Sejarah Kodifikasinya” ini. Kemudian saya juga ingin menyampaikan terimakasih banyak kepada seluruh penulis buku yang telah banyak membantu saya dalam menyampaikan sedikit pengeahuan saya tentang Materi ini, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas saya selaku mahasiswi Perbandingan Agama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menyadari bahwa makalah yang berada dihaadapan pembaca ini masih terdapat banyak kekurangan, patut saya  ucapkan mohon maaf yang sedalam-dalamnya. Adapun segala bentuk kritik dan saran dari pembaca sangatlah berharga bagi saya sebagai pemula, karena itu sudikiranya pembaca dapat memakluminya.
Demikianlah Pendahuluan ini saya sampaikan, Harapan saya semoga Makalah yang sangat sederhana ini sedikit-banyaknya dapat bermanfaat untuk saya pribadi dan juga untuk segenap para pembaca.
Terimakasih.
                        Ciputat, 13 Maret 2013


                            Penyusun
B.     KITAB-KITAB AGAMA BUDDHA

The last Message of Budha
“When I am Gone, my teaching shall be your Master and Guide”
“My years are now full ripe; the life span left is short. I will soon have to leave you, you must be earnest. O monks, be mindful and of pure virtue! Whoever untiringly pursues the Teaching, will go beyond the cycle of birth and death and will make an end of suffering.”

“Bila saya telah pergi, ajaran saya akan menjadi Guru yang membimbing kalian”
“Tahun-tahun (umur) saya kini telah matang; waktu hidup saya tersisa sebentar lagi. Saya akan segera merealisasikan Parinibbana. Kalian harus bersungguh-sungguh . Wahai para bikkhu, jagalah batin dan kebajikan suci! Siapapun yang tak kenal lelah menjalani Dhamma, akan keluar dari lingkaran kelahiran dan kematian dan akan mengakhiri Dukha.”